PSK dan HIV Aids
Posted by: media Posted date: 2:29 PM / comment : 1
Dua PSK Liar Terjangkit HIV Jadi ‘Buron’ Dinsos
Sabtu, 21 April 2007
SEKUPANG, METRO: Sebanyak 22 gelandangan dan pengemis (gepeng), serta enam pekerja seks komersial (PSK) digaruk petugas Satpol PP, Kamis (19/4) malam. Mereka kemudian digelandang ke Dinas Sosial Kota Batam. Para gepeng dan PSK itu terjaring razia yang digelar di kawasan Jodoh, Nagoya, Bukit Senyum, dan tempat-tempat lainnya yang disinyalir menjadi basis para gepeng dan PSK liar. Hingga Jumat (20/4) siang, mereka masih diinapkan di penampungan Dinsos di Sekupang.
Namun razia yang dilakukan Satpol PP itu membuat Hafis (20) heran. Pria ini merasa bingung saat Sat Pol PP menggiringnya ke atas mobil. ‘’Padahal saya pulang kerja,” jelas pria yang bekerja sebagai montir di salah satu bengkel di Nagoya itu.
Sedang Yeni (35), sebut saja begitu, ibu tiga anak ini mengaku dirinya memang bekerja sebagai PSK yang mangkal di Bukitsenyum. Saat ditangkap, ia sedang duduk-duduk menunggu pelanggan. “Saya baru tiga bulan di sana (Bukitsenyum) dan baru kali ini ditangkap,” katanya.
Menerima hasil razia itu, pihak Dinsos mengaku bingung menangani gepeng dan PSK tersebut. Hanya saja, Nur Hasni Trosna, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Batam menyatakan, sepuluh dari gepeng itu akan dikembalikan ke tanah asalnya.
“Satu kita pulangkan ke Sumatera Barat, yang lainnya banyak yang berasal dari pulau,” jelas Bunda, begitu Nur Hasni akrab disapa.
Mengenai gepeng yang asal Batam, pihak Dinsos akan memanggil keluarganya untuk menjamin kebebasan gepeng tersebut. “Kebanyakan masih anak-anak di bawah umur, kita akan panggil orang tuanya,” imbuhnya.
Ditanya perihal penanganan PSK yang tergaruk razia, Nur Hasnah mengaku kebingungan. “Mau kita serahkan ke rehabilitasi non panti, rata-rata mereka sudah tua, ini kendala bagi kita,” katanya. Alternatifnya, yakni dengan memulangkan PSK tersebut pada keluarganya. Hanya saja, Bunda mengaku, hasil tangkapan kali ini adalah PSK baru. “Artinya, mereka baru kali ini ditangkap,” imbuhnya.
Kendati demikian, tiga dari perempuan yang disinyalir PSK itu tak mengaku. “Mereka mengaku hanya pekerja kafe,” jelas Bunda. Nah, setiap kali ada razia, Bunda mengatakan kesehatan para PSK itu diperiksa.
“Darahnya diperiksa di Dinas Kesehatan, hasil tangkapan sebelumnya, ada dua PSK yang positif terjangkit HIV dan satu pengidap infeksi menular seksual,” jelasnya.
Hanya saja, dua PSK ini sudah tak lagi diketahui rimbanya. “Kita masih cari tahu keberadaannya sekarang,” tegas Bunda.(izo)
Sabtu, 21 April 2007
SEKUPANG, METRO: Sebanyak 22 gelandangan dan pengemis (gepeng), serta enam pekerja seks komersial (PSK) digaruk petugas Satpol PP, Kamis (19/4) malam. Mereka kemudian digelandang ke Dinas Sosial Kota Batam. Para gepeng dan PSK itu terjaring razia yang digelar di kawasan Jodoh, Nagoya, Bukit Senyum, dan tempat-tempat lainnya yang disinyalir menjadi basis para gepeng dan PSK liar. Hingga Jumat (20/4) siang, mereka masih diinapkan di penampungan Dinsos di Sekupang.
Namun razia yang dilakukan Satpol PP itu membuat Hafis (20) heran. Pria ini merasa bingung saat Sat Pol PP menggiringnya ke atas mobil. ‘’Padahal saya pulang kerja,” jelas pria yang bekerja sebagai montir di salah satu bengkel di Nagoya itu.
Sedang Yeni (35), sebut saja begitu, ibu tiga anak ini mengaku dirinya memang bekerja sebagai PSK yang mangkal di Bukitsenyum. Saat ditangkap, ia sedang duduk-duduk menunggu pelanggan. “Saya baru tiga bulan di sana (Bukitsenyum) dan baru kali ini ditangkap,” katanya.
Menerima hasil razia itu, pihak Dinsos mengaku bingung menangani gepeng dan PSK tersebut. Hanya saja, Nur Hasni Trosna, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Batam menyatakan, sepuluh dari gepeng itu akan dikembalikan ke tanah asalnya.
“Satu kita pulangkan ke Sumatera Barat, yang lainnya banyak yang berasal dari pulau,” jelas Bunda, begitu Nur Hasni akrab disapa.
Mengenai gepeng yang asal Batam, pihak Dinsos akan memanggil keluarganya untuk menjamin kebebasan gepeng tersebut. “Kebanyakan masih anak-anak di bawah umur, kita akan panggil orang tuanya,” imbuhnya.
Ditanya perihal penanganan PSK yang tergaruk razia, Nur Hasnah mengaku kebingungan. “Mau kita serahkan ke rehabilitasi non panti, rata-rata mereka sudah tua, ini kendala bagi kita,” katanya. Alternatifnya, yakni dengan memulangkan PSK tersebut pada keluarganya. Hanya saja, Bunda mengaku, hasil tangkapan kali ini adalah PSK baru. “Artinya, mereka baru kali ini ditangkap,” imbuhnya.
Kendati demikian, tiga dari perempuan yang disinyalir PSK itu tak mengaku. “Mereka mengaku hanya pekerja kafe,” jelas Bunda. Nah, setiap kali ada razia, Bunda mengatakan kesehatan para PSK itu diperiksa.
“Darahnya diperiksa di Dinas Kesehatan, hasil tangkapan sebelumnya, ada dua PSK yang positif terjangkit HIV dan satu pengidap infeksi menular seksual,” jelasnya.
Hanya saja, dua PSK ini sudah tak lagi diketahui rimbanya. “Kita masih cari tahu keberadaannya sekarang,” tegas Bunda.(izo)
About media
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Latest
Popular Posts
-
DI dunia remang-remang, nama "Gang of Nine" menjadi legenda. Dibekingi Keluarga Cendana dan petinggi militer, segala sepak terjang...
-
Jaringan Sembilan Naga menembus berbagai daerah di Indonesia. Upeti untuk pejabat militer, kepolisian, atau pemda, membuat bisnis ini kian k...
-
TOMMY Winata sedang melakoni sebuah pepatah Cina. Nasib orang, kata ungkapan kuno itu, seperti roda pedati: sekali waktu di atas, sekali wak...
1 comment:
This is to inform the general public who are healthy and serious in selling their kidney should urgently contact, As we are looking for kidney donor who are B+ve, O+ve, and A+ve. Donor should be 18 years or above. Interested Donor should contact us now.Email: healthc976@gmail.com
Call or whatsapp +91 9945317569
Post a Comment