Home
✦
✦ Unlabelled
✦ Bisnis Narkoba: Amoy Pontianak
Bisnis Narkoba: Amoy Pontianak
Posted by: media Posted date: 3:26 AM / comment : 0
Amoy Bisnis Ekstasi, Narkoba Rp 260 Juta Disita
Selasa 27 Juni 2006, Jam: 7:16:0
JAKARTA (Pos Kota) - Reserse Narkotika Polda Metro Jaya mematahkan mata rantai jaringan sindikat pengedar narkoba yang dikendalikan amoy cantik asal Pontianak, Kalimantan Barat.
Dalam penggerebekan di rumah kos Jalan Mangga Besar IV, Jakarta Barat, Minggu malam, tiga tersangka yang terlibat dalam bisnis haram ini DITANGKAP. Petugas menyita 2.640 ekstasi merek Superman senilai Rp 260 juta.
Ketiga tersangka Valen Leslie Chang alias Velen,33, amoy asal Pontianak, Ati, 30, dan Yudi, 37. Dua tersangka terakhir, kaki tangan Velen yang mengedarkan ekstasi itu di tempat hiburan malam di Jakarta. “ Beberapa anggota sudah disebar untuk melacak pengedar lain yang terkait dalam jaringan sindikat ini, “ kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs Carlo B. Tewu, Senin siang.
Carlo menjelaskan, sindikat pengedar narkoba yang dikendalikan Velen ,sudah lama diendus polisi. Dari data yang ada, beberapa pengedar ekstasi yang ditangkap menyebutkan narkoba milik mereka yang disita selalu bermuara dari Velen dan kedua kaki tangannya itu. “ Untuk kalangan pengedar ekstasi di tempat hiburan malam, nama Velen cukup beken. Bandar besar ini juga dikenal dengan panggilan Amoy Pontianak , “ tegas Carlo.
PARTAI BESAR
Menurut Carlo, tersangka yang pertama diciduk adalah Ati di kawasan Kota, Jakarta Barat, Jumat malam. Dari tangan Ati disita 40 butir inex kelas satu, yang semuanya merek Superman. Kepada petugas , Ati buka mulut kalau narkoba itu didapat dari Velen.“ Tersangka Ati mengatakan bandar kakap Velen selalu menjual ekstasi dalam partai besar. Amoy ini tidak melayani pembeli kelas eceran. Satu bulan ia untung Rp 50 juta, “ ujar Carlo.
Berbekal informasi dari Ati, beberapa petugas dipimpin AKBP Hendra Djoni SH, beregerak ke satu rumah kos di Jalan Mangga Besar IV, Jakarta Barat. Selama dua hari, tempat tinggal Amoy cantik diawasi.
Minggu malam, Velen pulang ke tempat kosnya. Begitu bandar besar ini turun dari taksi dan masuk ke kamar kos, langsung disergap. Dari saku celana tersangka, ditemukan plastik kecil untuk menyimpan ekstasi. “ Di dalam plastik itu masih ada sisa serbuk narkoba, “ tambah Carlo.
Di saksikan beberapa penghuni rumah kos, kamar Velen digeledah. Dari lemari pakaian ditemukan 2.000 pil gedek merek Superman. Tak beberapa, ketika petugas sedang menghitung barang bukti, muncul tersangka Yudi ke kamar kos Velen. Pria ditangkap, karena mau menukarkan 600 butir ekstasi kepada Velen. Alasan Yudi, merek Superman yang dijualnya seharga Rp 100.000 itu kurang banyak peminatnya.
Malam itu juga, bandar kakap dan pengedar ini dibawa ke Polda Metro Jaya. Menurut Velen, ekstasi yang disita di lemari pakaiannya itu bukan miliknya. “ Ekstasi ini titipan teman pria saya yang kini berada di luar Jakarta, “ kata Velen berdalih.
Selasa 27 Juni 2006, Jam: 7:16:0
JAKARTA (Pos Kota) - Reserse Narkotika Polda Metro Jaya mematahkan mata rantai jaringan sindikat pengedar narkoba yang dikendalikan amoy cantik asal Pontianak, Kalimantan Barat.
Dalam penggerebekan di rumah kos Jalan Mangga Besar IV, Jakarta Barat, Minggu malam, tiga tersangka yang terlibat dalam bisnis haram ini DITANGKAP. Petugas menyita 2.640 ekstasi merek Superman senilai Rp 260 juta.
Ketiga tersangka Valen Leslie Chang alias Velen,33, amoy asal Pontianak, Ati, 30, dan Yudi, 37. Dua tersangka terakhir, kaki tangan Velen yang mengedarkan ekstasi itu di tempat hiburan malam di Jakarta. “ Beberapa anggota sudah disebar untuk melacak pengedar lain yang terkait dalam jaringan sindikat ini, “ kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs Carlo B. Tewu, Senin siang.
Carlo menjelaskan, sindikat pengedar narkoba yang dikendalikan Velen ,sudah lama diendus polisi. Dari data yang ada, beberapa pengedar ekstasi yang ditangkap menyebutkan narkoba milik mereka yang disita selalu bermuara dari Velen dan kedua kaki tangannya itu. “ Untuk kalangan pengedar ekstasi di tempat hiburan malam, nama Velen cukup beken. Bandar besar ini juga dikenal dengan panggilan Amoy Pontianak , “ tegas Carlo.
PARTAI BESAR
Menurut Carlo, tersangka yang pertama diciduk adalah Ati di kawasan Kota, Jakarta Barat, Jumat malam. Dari tangan Ati disita 40 butir inex kelas satu, yang semuanya merek Superman. Kepada petugas , Ati buka mulut kalau narkoba itu didapat dari Velen.“ Tersangka Ati mengatakan bandar kakap Velen selalu menjual ekstasi dalam partai besar. Amoy ini tidak melayani pembeli kelas eceran. Satu bulan ia untung Rp 50 juta, “ ujar Carlo.
Berbekal informasi dari Ati, beberapa petugas dipimpin AKBP Hendra Djoni SH, beregerak ke satu rumah kos di Jalan Mangga Besar IV, Jakarta Barat. Selama dua hari, tempat tinggal Amoy cantik diawasi.
Minggu malam, Velen pulang ke tempat kosnya. Begitu bandar besar ini turun dari taksi dan masuk ke kamar kos, langsung disergap. Dari saku celana tersangka, ditemukan plastik kecil untuk menyimpan ekstasi. “ Di dalam plastik itu masih ada sisa serbuk narkoba, “ tambah Carlo.
Di saksikan beberapa penghuni rumah kos, kamar Velen digeledah. Dari lemari pakaian ditemukan 2.000 pil gedek merek Superman. Tak beberapa, ketika petugas sedang menghitung barang bukti, muncul tersangka Yudi ke kamar kos Velen. Pria ditangkap, karena mau menukarkan 600 butir ekstasi kepada Velen. Alasan Yudi, merek Superman yang dijualnya seharga Rp 100.000 itu kurang banyak peminatnya.
Malam itu juga, bandar kakap dan pengedar ini dibawa ke Polda Metro Jaya. Menurut Velen, ekstasi yang disita di lemari pakaiannya itu bukan miliknya. “ Ekstasi ini titipan teman pria saya yang kini berada di luar Jakarta, “ kata Velen berdalih.
About media
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Latest
Popular Posts
-
DI dunia remang-remang, nama "Gang of Nine" menjadi legenda. Dibekingi Keluarga Cendana dan petinggi militer, segala sepak terjang...
-
Jaringan Sembilan Naga menembus berbagai daerah di Indonesia. Upeti untuk pejabat militer, kepolisian, atau pemda, membuat bisnis ini kian k...
-
TOMMY Winata sedang melakoni sebuah pepatah Cina. Nasib orang, kata ungkapan kuno itu, seperti roda pedati: sekali waktu di atas, sekali wak...
No comments:
Post a Comment