breaking

&Sabu

&Sabu

&Networks

&Networks

&Criminality

&Criminality

✦ ✦ Unlabelled ✦ Ang Kiem Soei: Malaysia and Hongkong

Share This

Indonesia Produsen Narkoba Terbesar Ketiga di Dunia

Jakarta, Sinar Harapan
Indonesia menjadi produsen narkoba terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Meksiko. Sebab, dari dua pabrik di kawasan Jalan KH Hasyim Ashari dan Lippo Karawaci, Tangerang, BNN dan Mabes Polri menyita sedikitnya 1,2 ton bubuk MDMA atau bahan baku pil ekstasi, yang jika diproses akan menghasilkan 10 juta sampai 11 juta butir ekstasi.

Penegasan itu disampaikan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Nurfaizi kepada SH, di kantornya, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (10/4) sore..

Selain menjadi produsen narkoba terbesar ketiga di dunia, Nurfaizi juga mengakui bahwa kejahatan narkoba di sini, bisa dikategorikan sama dengan kejahatan terorisme yang patut dijadikan isu global.

Untuk membongkar sindikasi tersebut, BNN bekerja sama dengan pejabat DEA Amerika sedang meneliti jutaan butir ekstasi yang kini menjadi barang bukti rampasan dari pabrik pembuat ekstasi terbesar di Tangerang. Dua lokasi tersebut berada di Jalan KH Hasyim Ashari KM 1 No.29, dan di kawasan Lippo Karawaci, Tangerang.

”Kita sedang bekerja sama untuk meneliti ekstasi tersebut dengan para pejabat dari DEA yang sudah ada di Jakarta sejak tiga hari lalu. Jutaan ekstasi buatan Jalan KH Hasyim Ashari tersebut, ternyata sama dengan yang ditemukan DEA di Amerika,” kata Nurfaizi.

Masih menurut Nurfaizi, berdasarkan hasil penelitian sementara DEA, 2,1 juta butir ekstasi yang ditemukan di Amerika itu buatan Indonesia. Jadi, narkoba tersebut memang benar-benar ada kaitannya dengan pabrik ekstasi di kawasan Tangerang, yang baru digerebek empat hari lalu.

”Dengan penemuan ini kita terus berdiskusi dengan pihak DEA, bahwa masalah narkoba telah menjadi isu global, sama dengan isu terorisme yang marak saat ini,” kata Kelakhar BNN itu menambahkan.

Selain itu, lanjut Nurfaizi, Satgas khusus dari BNN dan Mabes Polri sampai Rabu masih meneliti dan menginterograsi pelaku utama dan pemilik pabrik, Ang Kiem Soei warga negara Indonesia yang memegang paspor Belanda.

Dari pemeriksaan petugas, Ang Kiem Soei mencabut keterangan pertama yang mengatakan bahwa bahan-bahan pil ekstasi yang ada di pabriknya berasal dari Malaysia dan Hong Kong.

”Ini adalah cara untuk mengalihkan dan menyelamatkan diri. Namun petugas tetap memeriksa Ang Kiem Soei secara intensif. Selain itu, tersangka juga mencabut pengakuan pertamanya bahwa ia mengerjakan sendiri pembuatan pil ekstasi tersebut tanpa bantuan orang lain dari Belanda,”

Dalam Pengejaran

Ang Kiem Soei juga tidak dapat menunjukkan alamat dan nomor telepon kedua tokoh yang disebutkannya, yaitu A Sin, warga negara Malaysia sebagai pemasok powder MDMA dan A Lam, warga negara Hong Kong sebagai pemasok cairan PMK karena kedua orang tersebut hanyalah akal-akalan Ang Kiem Soei yang menjadikan nama-nama rekanan.

Untuk itu, kata Nurfaizi, dia mencabut keterangan yang telah diberikan dan menerangkan bahwa sebenarnya bahan-bahan pil ekstasi diproduksi sendiri di dua pabriknya yang terpisah.

Ditambahkan oleh Nurfaizi, tersangka membuka usahanya di Lippo Karawachi sejak tahun 2000. Pabrik di daerah elite tersebut, menjadi satu rangkaian dengan pabrik di Jalan KH Hasyim Ashari, yang luasnya mencapai 2.000 m2.

Cairan PMK (Pherypenal Methyl Keton) didatangkan tersangka dari Cina, sebanyak lima ton beberapa bulan terakhir. Bila diproses menjadi bubuk, cairan tersebut akan menghasilkan sedikitnya bahan baku bubuk pil ekstasi 2,5 ton. Sampai saat ini, baru 1,2 ton bahan baku bubuk untuk membuat 10 s/d 11 juta butir ekstasi.

Dalam penggerebekan Rabu di Lippo Karawaci, dua anak buah tersangka yakni Frans dan Berth, berhasil lolos. Kini mereka masih dalam pengejaran petugas. (fik/han)

About media

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments: